18. Beda Warna

banggarsa 18.31
BEDA WARNA


Pada tanggal 20 Juli 2010 yang lalu, Bank Indonesia menerbitkan 2 jenis pecahan baru yaitu Rp.1000 logam yang bergambar angklung/gedung sate dan Rp.10.000 kertas yang tetap bergambar Sultan Mahmud Badaruddin.


Pecahan Rp.10.000 emisi 2010

Walaupun bergambar sama, tetapi warna uang baru ini sangat berbeda. Selain warna, sebenarnya terdapat cukup banyak perbedaan2 lainnya, seperti tahun emisi (2010), tanda tangan, corak latar belakang, logo BI di kanan bawah dan titik-titik seperti hujan pada sisi kanan kertas.



Perbandingan Rp.10.000 (2005) dengan Rp.10.000 (2010)


Berita peluncuran uang Rp.1000 dan Rp.10.000 emisi 2010 pada harian Kompas


Saat ini kita tidak menyadari betapa pentingnya informasi peluncuran uang tersebut, bila tidak didokumentasikan dengan baik maka akan membuat bingung anak cucu kita kelak. Sama halnya dengan kebingungan kita terhadap uang-uang kuno yang kita kumpulkan. Kapan uang-uang tersebut mulai diedarkan, siapa penandatangannya dan bagaimana latar belakang atau ceritanya sehingga uang-uang tersebut diterbitkan.


Untuk pecahan Rp.10.000 (2010) saat ini kita tahu ceritanya yaitu:
1. Kemungkinan besar dicetak untuk menggantikan emisi sebelumnya karena banyaknya keluhan dari masyarakat tentang kemiripan warna dengan pecahan Rp.100.000.
2. Penanda tangan adalah bapak Darmin Nasution yang pada waktu uang ini diluncurkan masih menjabat sebagai Deputi Gubenur Senior BI.

.
3. Beberapa saat kemudian pak Darmin diangkat menjadi Gubernur BI ke 14, sehingga ada kemungkinan emisi berikutnya dari uang ini akan mengalami perubahan keterangan penandatangan dari Deputi Gubernur Senior menjadi Gubernur sebagaimana uang-uang lainnya. Jadi mulai sekarang diperhatikan ya....


Keterangan tentang pak Darmin Nasution yang terpilih sebagai gubernur BI ke 14


4. Dengan demikian sampai saat ini berarti ada 3 variasi pecahan Rp.10.000 bergambar Sultan Mahmud Badaruddin yaitu:

1. Emisi 2005 yang ditandatangani oleh Burhanuddin Abdullah, masih dibagi lagi:
a. Tahun cetak 2005, 2006, 2007, 2008, 2009
b. Edisi uncut 2 lembar, 4 lembar dan plano 50 lembar
2. Emisi 2009 yang ditandatangani oleh Boediono
3. Emisi 2010 yang ditandatangani Deputi Gubernur Senior Darmin Nasution
Masih mungkin akan bertambah beberapa variasi lagi antara lain perbedaan watermark dan tahun emisi 2011 dst.


Dengan adanya catatan yang lengkap seperti ini maka kita akan mewariskan suatu informasi yang sangat berharga bagi anak cucu kita kelak, sehingga mereka tidak dibuat kebingungan seperti halnya kita.
Berikut akan saya berikan contoh beberapa jenis uang kuno yang membingungkan sebagian besar para kolektor.


Sama Rupa, lain warna

Kita semua tahu tentang seri Federal 1946. Seri ini terdiri dari 10 jenis uang kertas yaitu:
1. 5 gulden ungu
2. 5 gulden coklat
3. 10 gulden hijau
4. 10 gulden ungu
5. 25 gulden merah
6. 25 gulden hijau
7. 50 gulden
8. 100 gulden
9. 500 gulden
10. 1000 gulden


Pecahan 5 sampai 25 gulden masing2 terdiri dari 2 jenis berbeda warna, kita lihat gambarnya:


Pecahan 5 gulden 1946 ungu dan coklat


Pecahan 10 gulden 1946 hijau dan ungu

Pecahan 25 gulden 1946 merah dan hijau


Pertanyaannya sekarang adalah:
Yang mana yang beredar lebih dulu?
5 gulden ungu atau coklat?
10 gulden hijau atau ungu?
25 gulden merah atau hijau?


Semuanya memiliki corak yang sama, tahun yang sama, tanda tangan yang sama. Hanya berbeda di warna saja. Dengan tidak adanya keterangan apapun yang dapat kita jadikan pegangan, bagaimana kita bisa mengetahui jenis yang mana yang beredar duluan? Rasanya tidak mungkin kedua warna dicetak secara bersamaan.
Inilah salah satu pertanyaan yang paling sering terlintas di benak para kolektor. Jangankan pemula, para senior pun bila ditanya hal ini mungkin akan menjawab asal-asalan.
Karena itu pada kesempatan ini bersamaan dengan diluncurkannya pecahan Rp.10.000 rupiah beda warna, akan saya coba membahas masalah di atas.


PERTAMA

Warna yang berbeda dibuat agar setiap pecahan dapat dengan mudah dikenali sehingga menghindarkan timbulnya kekeliruan. Rasanya pada seri yang sama, tidak mungkin dibuat pecahan yang berbeda dengan warna yang mirip. Berdasarkan keterangan ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa:


1. Tidak mungkin pecahan 5 gulden ungu beredar bersamaan dengan 10 gulden ungu karena warna keduanya terlalu mirip sehingga mungkin bisa keliru




2. Tidak mungkin pecahan 10 gulden hijau beredar bersamaan dengan 25 gulden hijau, keduanya terlalu mirip. bisa keliru.





3. Tidak mungkin pecahan 5 gulden coklat beredar bersamaan dengan 25 gulden merah, keduanya sangat mirip apalagi bila dilihat dari sisi belakang. Kemungkinan terjadinya kekeliruan sangat besar.



Karena 5 gulden ungu tidak mungkin bersama-sama dengan 10 gulden ungu maka 5 gulden ungu pasti bersamaan dengan 10 gulden hijau dan sebaliknya 5 gulden coklat bersamaan dengan 10 gulden ungu. Karena 25 gulden merah tidak mungkin bersamaan dengan 5 gulden coklat, maka sudah pasti bersamaan dengan kelompok 5 gulden ungu.
Karena itu akan terbentuk 2 kelompok:


Kelompok pertama adalah:
5 gulden ungu, 10 gulden hijau dan 25 gulden merah

Kelompok pertama


Kelompok kedua adalah:
5 gulden coklat, 10 gulden ungu dan 25 gulden hijau

Kelompok kedua

Pembagian kedua kelompok sudah dilakukan, tetapi belum menjawab pertanyaan kita, kelompok yang manakah yang beredar duluan?


KEDUA

Perhatikan huruf pada nomor seri dari pecahan 5 gulden ungu dan coklat (khusus untuk variasi yang 2 huruf):



Huruf pertama pada variasi 2 huruf pecahan 5 gulden ungu adalah C sedangkan pada 5 gulden coklat adalah W. Anak SD pun tahu bahwa C lebih dulu daripada W. Kita lihat bukti kedua pada pecahan 25 gulden merah dan hijau. Ternyata huruf pertama pada 25 gulden merah adalah L sedangkan pada 25 gulden hijau adalah N.




Berdasarkan kedua bukti di atas (sebenarnya terdapat beberapa bukti lain, seperti adanya gunting Sjafruddin pada pecahan di kelompok pertama) maka dengan berani kita simpulkan bahwa kelompok pertama adalah yang lebih dulu beredar.
Sebagai bukti terakhir, saya tampilkan satu tabel yang berisi rangkuman seri federal 1946.

Pecahan 5 gulden ungu memiliki huruf pertama (pada variasi 2 huruf) A,B,C,D dan E
Pecahan 5 gulden coklat W dan X, sedangkan Y dan Z masih berupa tanda tanya
Pecahan 10 gulden hijau memiliki huruf pertama F,G,H,J dan K. (Huruf I tidak terpakai)
Pecahan 10 gulden ungu tidak memiliki variasi 2 huruf
Pecahan 25 gulden merah hanya memiliki huruf L
Pecahan 25 gulden hijau dimulai dari huruf M sampai P
Pecahan 50 gulden Q dan R
Pecahan 100 gulden S dan T
Pecahan 500 gulden hanya U
Pecahan 1000 gulden hanya V
Pecahan 25 gulden merah, 500 gulden dan 1000 gulden tidak memiliki variasi 3 huruf dan
Pecahan 10 gulden ungu sebaliknya hanya memiliki variasi 3 huruf.


Sekarang dengan adanya bukti2 di atas dengan lantang kita berani bersuara bahwa kelompok pertama adalah yang lebih dulu beredar, baru disusul kelompok kedua. Karena itu susunan dan penomoran di KUKI sudah benar, uang yang pertama dikeluarkan memiliki nomor urut yang lebih kecil.

Tinggal masalah berikutnya yang tidak mudah dijawab yaitu: Mengapa pihak Bank waktu itu merasa perlu untuk mengeluarkan kelompok kedua? Padahal penomoran pada kelompok pertama belum selesai bahkan masih sangat jauh. Pecahan 25 gulden merah yang lebih dulu diedarkan contohnya, hanya memiliki huruf L sedangkan yang hijau memiliki huruf M,N,O dan P. Mengapa bisa demikian? Adakah diantara para pembaca yang bisa menjawabnya?


Contoh-contoh lain uang beda warna:


Pecahan Rp.10.000 (1964)
Tentunya teman2 sudah mengetahui yang mana yang beredar duluan, ceritanya dapat dibaca di info uang kuno 12.


Pecahan Rp.100 (1964)
Yang mana yang duluan beredar? Yang merah atau yang biru?
Jangan asal tebak! Berikan alasan yang masuk akal!




.
Rahasianya ada pada sisi belakang kertas uang.



Jawabannya adalah: yang merah beredar lebih dahulu. Perhatikan tulisan di bagian belakang kanan bawah :
Pada yang merah tercetak PT. PERTJETAKAN KEBAJORAN IMP. Sedangkan pada yang biru tecetak PN. PERTJETAKAN KEBAJORAN IMP.
Bila diurut sejarahnya maka akan terlihat dengan jelas perjalanan percetakan ini:
1. Pertjetakan Kebajoran NV
- seri kebudayaan 1952
- seri suku bangsa 1954 dan 1956
- pecahan 5 rupiah seri pekerja 1958 yang sudah beredar sejak 1956
2. PT Pertjetakan Kebajoran
- seri pekerja 1958 (kecuali pecahan 5 rupiahnya)
- seri sandang pangan 1960
- salah satu variasi pecahan 100 rupiah 1964 merah
3. PN. Pertjetakan Kebajoran
- seri Sukarno 1960
- seri Sukarno Borneo 1961
- seri sandang pangan 1961
- seri pekerja 1963 dan 1964 kecuali variasi pada 100 rupiah merah
- seri sukarelawan 1964
- seri Sudirman 1968
4. Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri)
- mulai dari 1975 sampai sekarang
.
Pecahan Rp.1000 (1958)
Yang mana yang duluan? Hijau atau coklat?






Pecahan Rp.5000 (1958)
Yang coklat duluan atau yang ungu?




Masih ada lagi jenis lainnya, seperti pada Sukarno 5 rupiah 1960 yang kita tahu ada 2 jenis watermark, banteng dan Sukarno. Yang mana yang duluan beredar? Bantengkah? Atau Sukarno kah? Pembahasannya nanti aja ya......



Jakarta 29 Juli 2010
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber:
Jurnal Rupiah
KUKI
Koleksi teman-teman dan pribadi

Artikel Terkait

Previous
Next Post »